Melestarikan Kearifan Lokal: Edukasi Batik Khas Tangerang MI Raudlatul Atfal di Kampung Budaya Kemuning
Kampung Budaya Kemuning. Menjadi saksi semangat 70 pelajar MI Raudlatul Atfal Lengkong Kulon yang antusias mempelajari seni membatik dalam kegiatan yang dilaksanakan pada Senin, 11 November 2024. Dengan bimbingan para pengrajin batik setempat, para siswa diajarkan seluruh rangkaian proses pembuatan batik, mulai dari mempola kain, mencanting, mewarnai, hingga merebus dan menjemur kain untuk menghasilkan motif yang mereka buat sendiri.
Gambar: Mewarnai kain Batik |
Proses yang rumit ini diikuti dengan penuh semangat oleh para siswa, yang tak sabar menantikan hasil akhirnya untuk dibawa pulang sebagai karya pertama mereka.
Kegiatan yang bertujuan memperkenalkan kearifan lokal dan melestarikan budaya ini tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga wawasan sejarah. Selain membatik, para siswa juga mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Batik Nasional, sejarah batik di Tangerang, serta cerita panjang tentang perjalanan budaya Tangerang.
Materi ini disampaikan langsung oleh Bapak Ali Akipin, yang lebih akrab disapa Bapak Ali Taba, seorang tokoh lokal yang berkomitmen memperkenalkan kekayaan budaya Tangerang kepada generasi muda. Dengan gaya tutur yang menarik, Bapak Ali menyampaikan bagaimana batik berkembang di Indonesia dan bagaimana Tangerang memiliki karakteristik batik yang khas.
Kepala MI Raudlatul Atfal, Ibu Suhaeti, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal. Menurutnya, kegiatan ini menjadi kesempatan bagi para siswa untuk tidak hanya mengenal budaya batik lebih dekat tetapi juga mengembangkan keterampilan dan kreativitas mereka melalui pembelajaran langsung di lapangan.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menambah skill siswa serta membuat mereka bergembira dalam belajar dan menghargai kekayaan budaya lokal,” ujar Ibu Suhaeti.
“Ini adalah momen bagi mereka untuk memahami bahwa budaya yang kita miliki sangatlah berharga dan patut dilestarikan.”
Gambar: Sesi foto bersama |
Para pelajar, yang sebagian besar baru pertama kali mencoba membatik, mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggaan mereka setelah melihat hasil karya mereka sendiri. Salah satu siswa, Muhammad Abdullah Syafi’i, mengaku senang bisa belajar membatik.
"Susah tapi seru, apalagi waktu pakai canting," ujarnya sambil tersenyum.
Sementara itu, teman-temannya juga tampak bangga memamerkan hasil batik yang telah melalui proses perebusan dan penjemuran, menyaksikan langsung perubahan warna dan pola yang semakin terlihat jelas.
Kegiatan di Kampung Budaya Kemuning Legok ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar, tetapi juga mempererat hubungan antar siswa dan mengajarkan nilai-nilai gotong royong, kesabaran, dan kerja keras.
Dengan suasana desa yang asri dan tradisi yang kental, para siswa mendapat pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya di kelas, serta menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan mengapresiasi warisan budaya bangsa.
Kampung Budaya Kemuning yang dikenal sebagai salah satu pusat pelestarian budaya di Tangerang memang kerap menjadi tujuan edukatif bagi sekolah-sekolah.
Dengan adanya program seperti ini, Kampung Budaya Kemuning diharapkan semakin memperkuat posisinya sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian batik, tidak hanya bagi masyarakat Tangerang, tetapi juga bagi masyarakat luas yang ingin mengenal budaya batik lebih dalam.
Posting Komentar untuk "Melestarikan Kearifan Lokal: Edukasi Batik Khas Tangerang MI Raudlatul Atfal di Kampung Budaya Kemuning"